Selasa, 08 Januari 2019

Masalah Pertanian di Indonesia




               Pertanian di indonesia dapat dikatakan sebagai roda penggerak perekonomian nasional. Selain menghasilkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pertanian juga sedang menjadi prioritas untuk ditingkatkan produktivitasnya. Saat ini sektor pertanian Indonesia dari sisi produksi merupakan sektor kedua paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, setelah industri pengolahan. Posisi sektor pertanian masih di atas sektor lainnya, seperti perdagangan maupun konstruksi. Pada triwulan II 2017 sektor pertanian terus memberi kontribusi positif untuk perekonomian Indonesia.
  Terkait dengan kebijakan pemerintah dalam menstabilkan harga padi, jagung, dan kedelai. Hal ini menjadi bagian problem bagi petani penggarap, karena pada saat panen harga-harga turun yang tentunya dapat mempengaruhi besarnya keuntungan dan bahkan dapat juga menimbulkan kerugian. Tetapi pada saat tidak panen harga terjadi kelonjakan/naik.
              Masalah ini sangat berkaitan dengan kisah sahabat nabi yang meminta nabi Muhammad SAW. untuk menentukan harga.
“Wahai Rasulullah barang-barang di kota Madinah mengalami kenaikan harga, tentukanlah harga”. Mendengar hal ini Nabi Muhammad SAW. Tidak lantas melakukan penurunan harga, namun memberikan sebuah wejangan bijak: “ Sesungguhnya Allah lah yang menjadikan harga naik atau turun,” setelah itu beliau kembali dipinta untuk menentukan harga, dan beliau memerintahkan sahabat untuk berdo’a kepada Allah. (HR. Abu Daud dan Tarmidzi)
              Perintah Rasulullah kepada seorang yang meminta stabilitasi harga untuk berdo’a kepada Allah menunjukan bahwa kenaikan harga merupakan timbal balik perbuatah hamba yang tidak sesuai dengan keinginan sang pencipta. Maka hendaknya segenap rakyat dalam kejadian ini melakukan intropeksi diri, Kesalahan apa yang diperbuat sehingga Allah menghendaki kesulitan bagi rakyat di negeri ini. Kalau mau menyelidiki kemungkinan apa yang membuat pemerintah menaikan harga bahwa perilaku rakyat juga termasuk faktor melambungnya harga. Kemungkinan pemerintah menaikan harga hanya ada dua: Pemerintah melakukannya secara lalim atau menaikan harga dengan pertimbangan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Jika pemerintah melakukannya secara lalim, maka di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa pemerintah yang lalim sejatinya buah dari rakyat yang lalim pula. Sebut saja surat QS. Al-An’am:129 (yang artinya): “Demikianlah Kami kuasakan orang-orang yang zhalim itu satu sama lain, sebagai akibat dari perbuatan mereka”.
              Para ulama dari kalangan ahli tafsir menegaskan bahwasanya pemimpin lalim di sebuah negeri merupakan balasan bagi rakyat yang lalim. Sedangkan di dalam Hadist Rasulullah bersabda,     “ Tidaklah orang-orang mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan disiksa dengan kelaliman penguasa, kehidupan yang susah, dan paceklik.” (HR. Ibnu Majah).

Read More »